Fungsi Metodologi Dalam Pengembangan Ilmu Dakwah

Dakwah merupakan kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Sedangkan Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan untuk menarik perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti, menyutujui atau melaksanakan suatu ideologi, agama, pendapat atau persetujuan tertentu.

Untuk mengembangkan suatu ilmu agar bisa diterima dan difahami oleh pendengar (mad’u) diperlukanlah suatu metodologi.

Metodologi merupakan seperangkat sistem metode, prinsip dan aturan untuk memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji.

Oleh karena itu, metodologi mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan suatu ilmu, termasuk dalam ilmu dakwah.

Fungsi metodologi dalam pengembangan ilmu dakwah diantaranya sebagai berikut

1.    Sarana untuk mempertimbangkan metode dakwah apa yang akan digunakan pada saat menghadapi karakter mad’u.

Dalam proses penyampaian dakwah tentunya tidak semua mad’u bisa memahami pesan dakwah dengan baik. Dikarenakan mad’u mempunyai karakter yang berbeda, baik itu laki-laki, perempuan, anak-anak, remaja, dewasa, maupun lansia. Semua mempunyai perbedaan karakter dalam memahami pesan dakwah. Apalagi jika dilihat dari sisi keilmuan, ada orang biasa, orang berilmu, dan bahkan orang yang ahli. Oleh karena itu, dalam hal ini metode yang digunakan bisa dengan cara Hikmah yakni dengan kebijaksanaan, Mau’izhoh Hasanah yakni dengan pelajaran yang baik, atau dengan Mujadallah yakni dengan diskusi atau dialog dengan cara yang baik pula.

2.    Tidak semua dakwah dilakukan dengan ceramah.

Untuk menyampaikan sebuah pesan dakwah, tidak semuanya dilakukan dengan ceramah atau hal serupa. Karena dalam kehidupan sehari-hari seorang da’I harus bisa menjadi tauladan yang baik bagi mad’u, agar bisa dicontoh dilingkungannya.  Hal ini tidak mungkin dilakukan dengan dakwah ceramah, namun dilakukan dengan cara dakwah bi al haal yakni berupa tindakan yang mengarah pada pengembangan masyarakat Islam. Adapun metode yang digunakan bisa dengan cara Dakwah Kultural yakni dakwah yang dilakukan dengan cara mengikuti budaya-budaya kultur masyarakat setempat dengan tujuan agar dakwahnya dapat diterima di lingkungan masyarakat setempat tanpa keluar dari syari’at Islam. Atau dengan cara Dakwah Struktural yakni gerakan dakwah yang berada dalam jalur kekuasaan yang bergerak mendakwahkan ajaran Islam dengan memanfaatkan struktur politik, agar nilai-nilai agama dapat dilaksanakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

3.    Memahami cara penyampaian dakwah berdasarkan tuntutan zaman.

Seiring dengan berjalannya waktu, kehidupan manusia terus berkembang dan zaman pun sudah dikuasai oleh dunia teknologi dan media massa. Oleh karena itu dalam kegiatan dakwah pun mengalami perkembangan yang serupa. Karena pada zaman sekarang ini manusia lebih cendrung dekat dengan media. Hal ini yang perlu dijadikan siasat agar dakwah bisa diterima dizaman sekarang ini. Metode yang bisa dilakukan yakni dengan cyber dakwah yang berarti menyampaikan pesan dakwah  melalui penguasaan teknologi informasi. Melalui teknologi informasi, dakwah Islam diharapkan mampu menjangkau pelosok bumi dengan cepat dan dapat diakses dengan mudah. Kegiatan ini bisa dilakukan baik dengan berupa tulisan keagamaan ataupun hal lain yang menyangkut tentang keIslaman. Oleh karena itu, dizaman sekarang banyak para ustadz, mubaligh ataupun da’I yang sering muncul di media massa dengan kutipan-kutipan pesan dakwahnya. Hal ini mungkin bertujuan agar pesan dakwah mudah diterima oleh masyarakat luas.

Semua ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya metodologi dalam penyampaian pesan dakwah agar Ilmu dakwah bisa berkembang sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh para da’I atau muballigh dalam menyampaikan pesan dakwahnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teks Ceramah Dakwah tentang Berbuat Kebaikan